Senin, 25 November 2013
Setangkai Bunga Dandelion
Peter Farrely adalah seorang pria yang sangat suka dengan bunga.
Ia mempunyai rumah yang besar dengan halaman yang luas. Halamannya ditanami
dengan berbagai bunga yang warna-warni.
Perpaduan warna bunganya juga sangat serasi, sehingga membuat halamanannya
menjadi sangat indah.
Ini membuat setiap orang yang melewati rumahnya yang tanpa pagar, akan berhenti
sejenak untuk melihat bunganya, bahkan tidak jarang yang berfoto dengan latar
belakang halamannya.
Mereka selalu memuji indahnya halaman Peter, ini tentu sangat menyenangkan
Peter.
Namun kebanggaan Peter akan tamannya tidak berlangsung lama. Tanpa diundang,
tanpa ditanam, bunga Dandelion tiba-tiba tumbuh di antara halamannya.
Pada awalnya Peter berusaha mencabuti semua bunga Dandelion itu, namun bunga
bandel itu tetap datang dan tumbuh kembali. Sehingga membuatnya sangat jengkel.
Dandelion adalah sejenis tanaman liar yang sangat mudah tumbuh dan berkembang.
Bunga ini menghasilkan biji-biji berbentuk kapas, yang dengan tiupan angin akan
membawanya tumbuh dimana ia mendarat.
Karena rasa kebencian pada Dandelion itu sudah memuncak.
Ia pergi mencari pakar tanaman bagaimana mencari tahu bagaimana membasmi bibit
Dandelion secara effektip.
Ia bahkan menulis surat kepada walikotanya, meminta kebijakan walikota untuk
membasmi tuntas semua bibit bunga Dandolin, agar tidak tumbuh liar kemana-mana.
Sang pakar juga tidak mampu memberi advis yang memuaskan. Namun akhirnya ia
menerima balasan surat dari walikota, yang bertuliskan
Cara terbaik untuk mengatasi masalahmu, adalah belajar untuk mencintai
Dandelion itu.
Persis seperti apa yang dikatakan Mahatma Gandhi :
KEBENCIAN hanya bisa diatasi dengan CINTA .
Nasehat dari walikota itu mulai mengubah cara pandangnya pada Dandolin, Peter
secara perlahan mulai belajar akan sifat bunga itu, ternyata mempunyai keindahan
tersendiri.
Dan ia mulai menyukainya.
Saat Dandelion mulai berbunga, warna kuning sangat menawan dan membuat perpaduan
warna dengan bunga lain menjadi lebih ceria.
Juga saat Dandelion berubah menjadi kapas-kapas, halamannya bagai awan halus dan
lembut.
Sejak saat itu, Peter mulai mencintai Dandelion dan ia membiarkan halamannya
ditumbuhi Dandelion yang awalnya dibencinya.
Kebencian melumpuhkan hidup, CINTA melepaskannya.
Kebencian membingungkan hidup, CINTA mengharmoniskannya.
Kebencian menggelapkan hidup, CINTA menerangi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar