Alkisah, ada seorang raja yang memiliki 10 anjing ganas untuk menghukum
karyawan istana yang bersalah sampai menterinya. Jika sang Raja menilai
orangnya bersalah dan tidak berkenan atas kesalahan tersebut, mereka
akan dilempar ke kandang anjing agar dicabik dan dimangsa oleh
anjing-anjing ganas tersebut.
Suatu hari, seorang menteri membuat sebuah keputusan yang dianggap
salah sehingga membuat Raja murka. “Menteri! Atas kesalahan yang telah
kamu perbuat, rajamu memerintahkan hukuman segera dijalankan. Besok,
giliranmu masuk ke kandang anjing,” perintah Raja.
Si Menteri dengan wajah pucat berkata, “Paduka, hamba telah mengabdi
kepada Paduka dan pekerjaan ini selama 15 tahun. Atas pengabdian hamba
selama ini, hamba mohon waktu penundaan hukuman selama 30 hari saja.
Setelah 30 hari, hamba akan menghadap dan siap menjalani hukuman.” Sang
Raja, setelah berpikir sejenak, akhirnya mengabulkan permintaan
menterinya itu.
Dari sana, si menteri bergegas menuju kandang anjing dan meminta izin
kepada penjaga untuk membantu mengurus anjing-anjingnya selama 30 hari.
Walaupun merasa heran, tetapi karena menteri senior yang meminta, dia
pun mengizinkannya. Sejak saat itu, si menteri membantu memelihara
anjing-anjing, memberi makan, memandikan, membersihkan kandang, dan
memberi perhatian dengan sebaik-baiknya. Setelah 30 hari, anjing-anjing
itu pun menjadi jinak kepada si menteri.
Tibalah waktu eksekusi. Disaksikan Raja, dimasukkanlah menteri itu ke
kandang anjing. Akan tetapi, betapa terkejutnya raja, saat melihat
anjing-anjing ganasnya itu justru jinak padanya. Apa yang terjadi? Si
menteri pun menjawab merendah, “Paduka, hamba telah ‘mengabdi’ pada
anjing-anjing ini selama 30 hari dan mereka tidak melupakan jasaku. Tapi
paduka… hamba telah mengabdi kepada kerajaan ini selama 15 tahun, dan
paduka tega menjatuhkan hukuman ini pada saya. Mohon ampuni kesalahan
saya.” Mendengar perkataan menterinya, baginda raja tersentak
kesadarannya. Dengan rasa haru, akhirnya si menteri pun dibebaskan dari
hukuman.
Dalam perjalanan kehidupan ini, sesungguhnya tidak terhitung jasa
kebaikan yang telah kita terima. Baik dari orang yang tidak kita kenal,
maupun terlebih dari orang-orang terdekat kita. Selayaknya kita bisa
menghargai dan membalas kebaikan itu. Jangan hanya karena kejadian
sesaat yang tidak mengenakkan, kita begitu mudah menghapus persahabatan
atau persaudaraan yang telah terukir bertahun-tahun lamanya.
Mari, jadikan setiap kebaikan membuahkan kebaikan, sehingga
setiap insan di muka bumi ini hidup dengan rasa aman, damai, dan
membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar