Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai
pelajaran dengan topik bahasan, "Setiap insan adalah spesial". Kehadiran
manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. "Anak-anakku, kalian,
setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi
dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan
spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah "Aku
adalah spesial".
Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada
sebelah kiri kalian". Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk
menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah
selesai, bu guru melanjutkan "Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4
stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial,
sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3
stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula
olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan.......".
Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun
memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. "Pak, bapak adalah
orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan,
sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung
jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama,
memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya".
Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya
yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan
yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi
seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah
mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru.
Sambil mengangsurkan si manajer berkata,"Ini ada 1 stiker yang tersisa.
Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima
rasa sayang dari bapak". Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra
tunggalnya. "Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian
kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering
kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah
anggap salah. Malam ini, ayah ingin memberi stiker ini dan memberitahu
kepadamu bahwa bagi ayah, selain ibumu, kamu adalah yang terpenting
dalam hidup ayah. Ayah sayang kepadamu". Setelah kaget sesaat, si anak
balas memeluk ayahnya sambil menangis sesenggukan. "Ayah, sebenarnya aku
telah berencana telah bunuh diri. Aku merasa hidupku tidak berarti bagi
siapapun dan ayah tidak pernah menyayangiku. Terima kasih ayah". Mereka
pun berpelukan dalam syukur dan haru serta berjanji untuk saling
memperbaiki diri.
Kehidupan layaknya seperti pantulan sebuah cermin. Dia akan bereaksi
yang sama seperti yang kita lakukan. Begitu pentingnya bisa menghargai
dan menempatkan orang lain di tempat yang semestinya. memuji orang lain
dengan tulus juga merupakan ilmu hidup yang sehat, bahkan sering kali
pujian yang diberikan disaat yang tepat akan memotivasi orang yang
dipuji, membuat mereka bertambah maju dan berkembang, dan hubungan
diantara kitapun akan semakin harmonis, mari kita mulai dari diri kita
sendiri, belajar memberi pujian, menghormati dan memperhatikan orang
lain dengan tulus dengan demikian kehidupan kita pasti penuh gairah,
damai dan mengembirakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar