Suatu kali, seekor ulat tampak kelaparan. Di depannya, tampak pohon
mangga yang sedang menghijau dengan dedaunan segar. Ulat yang sedang
kelaparan pun menghampiri pohon mangga tersebut, lalu segera memanjat
untuk memakan dedaunan itu.
“Hei ulat, sedang apa kamu?” tegur pohon mangga.
Ulat, saking laparnya, lupa meminta izin kepada pohon mangga. “Maaf,
aku ke sini hanya ingin memakan sedikit dari bagian daunmu. Aku sangat
lapar,” jawab ulat memelas.
“Asal kamu tahu saja ya. Di sini tanahnya tandus. Daun-daun yang ada di
batangku ini tidak banyak. Kalau kamu makan di sini, lalu daunku banyak
yang mati, bagaimana aku akan hidup kelak?” tolak pohon mangga dengan
halus. “Dan, kalau sampai daun-daunku ini habis, maka aku tak akan bisa
berbunga . Aku hanya akan jadi pohon tua tanpa bisa berbuah. Pemilik
pohon akan menebangku.”
Ulat mengangguk, tanda mengerti kegelisahan pohon mangga. “Baiklah
kalau kamu takut. Aku akan pergi, meskipun sebenarnya aku sudah tak kuat
lagi. Aku benar-benar lapar dan butuh makan,” jawab ulat dengan nada
berat. Terseok-seok, ia pun hendak pergi mencari makanan lain.
Melihat itu, pohon mangga merasa tidak tega. Ia pun akhirnya memanggil
ulat kembali. “Wahai ulat, kalau kamu pergi dengan keadaan itu, kamu
bisa mati. Aku pun tidak tega. Maka, makanlah daunku. Tapi, pastikan
jangan sampai membuat aku mati. Makan seperlumu saja.”
Ulat pun sangat berterima kasih kepada pohon mangga karena ia bisa
kembali makan. “Terima kasih, pohon mangga yang baik. Aku tidak akan
melupakan jasamu. Aku berdoa, semoga hujan segera turun, sehingga
membuat tanah kembali subur dan daunmu lebih lebat lagi,” ucap ulat
dengan tulus.
Rupanya, doa si ulat dikabulkan. Tidak beberapa lama, mendung tampak
memayungi bumi. Matahari yang tadi sangat terik, pelan-pelan tertutupi
awan yang siap menumpahkan hujan. Angin yang bertiup pun segera membawa
hawa sejuk yang diiringi rintik hujan. Pohon mangga bersorak kegirangan.
Ia kembali mendapat kesejukan sehingga tanah tandus di sekitarnya kini
menyediakan air yang berlimpah untuk membuatnya subur kembali.
Beberapa waktu kemudian, tampak pohon mangga makin menghijau dan rimbun
daunnya. Tetapi, hingga beberapa lama, pohon mangga itu rupanya belum
berbuah juga.
Suatu kali, ulat yang sudah cukup lama hidup dengan memakan daun pohon
mangga, berubah menjadi kepompong. Pada saatnya kemudian, ulat menjadi
kupu-kupu indah.
“Wahai pohon mangga temanku yang baik, kali ini tiba giliranku
membantumu. Aku akan terbang mencari saripati mangga lain untuk aku bawa
kemari. Semoga bisa membuatmu berbuah lebat, seperti keinginanmu.”
Begitulah, mereka saling membantu. Serbuk saripati mangga yang dibawa
kupu-kupu setiap kali terbang, menjadikan pohon mangga memiliki buah
ranum dan manis. Sang pemilik pohon itu pun makin menyayangi pohon
mangga. Ia rutin memberikan pupuk tanaman terbaik. Kini, pohon mangga
yang dulu tumbuh seadanya dan bahkan nyaris mati, bisa tumbuh subur
berkat kebaikannya membantu sang ulat.
Keindahan saling tolong-menolong, tergambar jelas dalam
kisah di atas. Perbuatan baik memang pasti akan mendapat balasan
kebaikan.
Demikian juga dalam kehidupan di dunia ini. Kita memang tidak
pernah tahu, tidak pernah mengerti, mengenai timbal balik suatu
kebaikan. Tapi, hampir selalu pasti, kebaikan itu akan membawa lebih
banyak keberkahan. Kadang, datangnya pun tak kita duga-duga. Kadang di
saat kesulitan, tiba-tiba ada saja yang membantu kita. Kadang, apa yang
kita sebut sebagai “kebetulan” sebenarnya merupakan “buah” dari kebaikan
yang dulu pernah kita lakukan.
Di sinilah, konteks keikhlasan dan ketulusan dalam membantu orang lain
akan membawa keberkahan dan kebahagiaan. Mungkin tidak selalu “dibalas”
secepat yang kita harapkan. Tetapi saat kita “melupakan”, bisa jadi
berbagai kebaikan malah datang tanpa kita harapkan. Itulah Hukum Tuhan
yang universal.
Karena itu, terus bawa dan tularkan kebaikan ke mana pun dan di mana
pun kita berada. Mari berbagi dengan apa yang kita bisa. Baik tenaga,
pikiran, waktu, atau materi. Semua itu akan menjadi “modal” sekaligus
“tabungan” yang akan mengantarkan kita pada hidup penuh keberuntungan.
Hidup penuh kelimpahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar