Rabu, 04 Desember 2013

Seiring Tenggelamnya Sang Surya

Diiringi desah angin yang gelisah mengantarkan burung-burung terbang kembali ke sarangnya, kuterpaku menatap langit yang mulai berwarna kuning keemasan. Suatu lukisan alam yang indah dan tak ternilai oleh kata-kata semata, betapa kecilnya diriku.
Sejenak kupejamkan mata, kutarik nafas panjang dan perlahan, kunikmati setiap suara alam yang makin malam makin indah, mengantarkan setiap insan ke peraduannya, menghempaskan tubuh di ranjang, membungkus raga dengan selimut. dan membiarkan angan sejenak berbaur dengan mimpi. Penat, risau, gelisah hilang sebentar bersama dipejamkan mata untuk sesaat.
Gemerisik angin menggoda ilalang, samar-samar mulai terdengar, dipadukan dengan titik-titik air yang menetes memberi riak di kolam depan rumah menambah syahdu suara alam ini, Perlahan kubiarkan angan melayang menembus dimensi ruang dan waktu, mencari seberkas cahaya, mencari sekeping hati yang terserak entah dimana. Apakah ditumpukan kebahagiaan? apakah ditumpukan kesedihan? apakah ditumpukan keceriaan? ataukah ditumpukan kegelisahan…. entah dimana…???
Seharian berlelah, seharian berpacu dengan kecepatan, seharian tenggelam dalam kesibukan……
Biarlah saat surya mulai tenggelam
Kutenggelamkan juga semua pikiran, persoalan dan kesedihan hari ini
Agar besok kan kujelang hari baru dengan semangat baru
Semoga besok mentari masih bersinar dengan hangatnya dan terangnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar