NATAL pertama
berhenti kerja
jalan terlunta
di tanah kelahiran
tak punya uang
tak ada tempat bernaung
perut membusung
mengemis belas kasihan
di kandang hewan
saling menghangati
terpaksa rela
tak punya pilihan
seribu tanya senyap
seribu ragu sia-sia
janji indah hanya janji
dingin, bau, sepi
pun tahu sia sia
menangis juga
luka hati muncratkan darah
suamiku malang, kasihan
bukankah salah bunda?
sejak awal sudah terluka
istriku bukan istriku
harga diri benang basah
inikah cinta?
lelaki lemah sedunia
pun tahu pahit
kukunyah juga
lelaki tanpa nyalikah aku
atau lelaki hati samudera?
percuma memilih
cantik memesona
ringkih tak berdaya
diamnya seribu luka
dia coba untuk mengerti
tatapan seribu maaf
senyum seribu terima kasih
dia tahu semua lukaku
menyongsong dinginnya malam
setelah menangis kau terlelap
terbungkus kain lampin
hangat dalam dekapan bunda
mustahil percaya
tak mampu mengingkari
bertelut padamu
sebuah kisah bagianku
merengkuhmu dalam pelukan
sebuah janji bagianku
bertelut padamu
emas mur kemenyan bagianku
setuju bawamu ke negeri jauh
bukan iman hanya harapan
Pesta NATAL pertama
darah bayi dan anak kecil
tertumpah paksa
berapa yang mati?
bagaimana cara mati?
berapa lama menahan sakit
sebelum nyawa meregang?
Tak sempat untuk peduli
air mata menganak sungai
jerit pilu membelah angkasa
sejuta tanya mengetuk surga
di mana khalik semesta alam?
suatu ketika di kampungku
tak ada tangis bayi
pun celoteh anak kecil
ibu muda menangis dalam diam
bapa muda menyembunyikan dadanya
anak kami dibantai tanpa alasan
NATAL Kristiani
aku tak berhak bercerita
sejak lama tak ikut merayakannya
NATALku
bernyanyi sendiri dalam sepi
malam kudus, sunyi senyap
bintangMu gemerlap
Juru Slamat manusia
ada datang ke dunia
Kristus anak Daud
Kristus anak Daud
air mata menganak sungai
pikiran menerawang
pada NATAL pertama
pada Pesta NATAL pertama
NATALmu
terserah kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar