Selasa, 03 Desember 2013

Natal Pertama

NATAL pertama
berhenti kerja
jalan terlunta

di tanah kelahiran
tak punya uang
tak ada tempat bernaung
perut membusung
mengemis belas kasihan

di kandang hewan
saling menghangati
terpaksa rela
tak punya pilihan

seribu tanya senyap
seribu ragu sia-sia
janji indah hanya janji
dingin, bau, sepi

pun tahu sia sia
menangis juga
luka hati muncratkan darah
suamiku malang, kasihan

bukankah salah bunda?
sejak awal sudah terluka
istriku bukan istriku
harga diri benang basah
inikah cinta?
lelaki lemah sedunia

pun tahu pahit
kukunyah juga
lelaki tanpa nyalikah aku
atau lelaki hati samudera?
percuma memilih

cantik memesona
ringkih tak berdaya
diamnya seribu luka
dia coba untuk mengerti
tatapan seribu maaf
senyum seribu terima kasih
dia tahu semua lukaku


menyongsong dinginnya malam
setelah menangis kau terlelap
terbungkus kain lampin
hangat dalam dekapan bunda
mustahil percaya
tak mampu mengingkari

bertelut padamu
sebuah kisah bagianku
merengkuhmu dalam pelukan
sebuah janji bagianku
bertelut padamu

emas mur kemenyan bagianku
setuju bawamu ke negeri jauh
bukan iman hanya harapan

Pesta NATAL pertama
darah bayi dan anak kecil
tertumpah paksa

berapa yang mati?
bagaimana cara mati?
berapa lama menahan sakit
sebelum nyawa meregang?
Tak sempat untuk peduli

air mata menganak sungai
jerit pilu membelah angkasa
sejuta tanya mengetuk surga
di mana khalik semesta alam?

suatu ketika di kampungku
tak ada tangis bayi
pun celoteh anak kecil
ibu muda menangis dalam diam
bapa muda menyembunyikan dadanya
anak kami dibantai tanpa alasan

NATAL Kristiani
aku tak berhak bercerita
sejak lama tak ikut merayakannya

NATALku
bernyanyi sendiri dalam sepi

malam kudus, sunyi senyap
bintangMu gemerlap
Juru Slamat manusia
ada datang ke dunia
Kristus anak Daud
Kristus anak Daud

air mata menganak sungai
pikiran menerawang
pada NATAL pertama
pada Pesta NATAL pertama

NATALmu
terserah kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar