
Ketika saya bangkit dari meja makan pada malam itu, saya mendengar bahwa ibu saya memohon maaf kepada ayah atas roti yang hangus itu. Dan saya takkan pernah melupakan apa yang ayah katakan, “Sayang, saya menyukai roti hangus juga koq.”
Kemudian pada malam itu saya mencium ayah sambil mengucapkan selamat malam dan saya juga bertanya apa benar dia sungguh-sungguh menyukai roti hangus. Dia memeluk saya dan berkata, “Ibumu sudah bekerja keras seharian dan dia sungguh-sungguh kelelahan. Selain itu, roti hangus tidak terlalu membahayakan siapapun.”
Anda tahu, hidup ini penuh hal-hal yang tak sempurna… dan orang-orang tak sempurna. Saya bukanlah ibu rumah tangga atau jurumasak terbaik. Apa yang saya pelajari selama beberapa tahun adalah bahwa belajar menerima kesalahan orang lain dan menyambut perbedaan satu sama lain merupakan kunci yang penting untuk menciptakan hubungan yang bertumbuh, sehat dan tahan lama.
Dan inilah doaku bagi Anda pada hari ini. Semoga Anda akan belajar menerima bagian yang baik, buruk, atau sangat buruk dalam kehidupanmu dan menyerahkan semua itu di kaki Tuhan karena pada akhirnya, Dialah satu-satunya Pribadi yang mampu memberikan Anda hubungan dimana roti hangus bukanlah perusak suasana.
Kita dapat mengaitkan hal ini pada setiap hubungan apapun, karena saling pengertian merupakan dasar dari setiap hubungan, apakah itu hubungan suami istri maupun hubungan orang tua anak dan hubungan persahabatan!
“Jangan taruh kunci kebahagianmu di kantong orang lain, jangan menggantungkan diri kebahagiaanmu pada orang lain, taruhlah kunci itu di saku Anda sendiri.
Sumber : http://pentas-kesaksian.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar